Halaman

Senin, 18 Maret 2013


 Jan Pieterszoon Coen termasuk salah satu Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang keji. Ia sangat ambisisus. Ketika ia sukses menaklukkan Jayakarta, Coen lalu membangun kota di atas reruntuhan kerajaan itu. Dengan semangat sebagai pemenang Jenderal Coen menyiapkan sebuah nama untuk kota baru tersebut. Tentu saja bukan Batavia melainkan nama sebuah tempat yang memiliki kaita sejarah dengan dirinya. Apa nama tempat tersebut dan mengapa kemudian menjadi Batavia?
Sejarah Batavia selalu menarik untuk disimak karena berkaitan erat dengan cikal bakal lahirnya bangsa dan Negara ini. Di sana juga banyak terdapat tempat, budaya, dan cerita unik yang hingga kini masih popular. Dan satu topic yang tak bias lepas dari cerita tempo dulu tentang Jakarta adalah mengenai Cina. Sebuah komunitas yang sangat khas dan mereka hadir di Batavia lebih dulu ketimbang VOC.
Lewat penuturan yang renyah dan ringkas Abah Alwi, melalui buku ini, membawa kita masuk Jakarta Tempo Doeloe dan menemukan banyak kisah memikat.

Penulis: Alwi Shahab
Penerbit: Buku republika
Harga: Rp 45.000,-












Benarkah hidup itu indah? Dimata seorang wanita tua, yang terjadi justru sebaliknya: Hidup begitu menyedihkan! Wanita ini menangis kala hujan maupun panas. Seorang lelaki merasa iba dan bertanya, “Mengapa ibu menangis?” Wanita itu menjawab, “Aku punya dua putrid, yang sulung menjual sepatu kain dan yang bungsu menjual paying. Bila hujan turun, aku sedih memikirkan putri sulungku yang sepatu kainnya tak laku. Sebaliknya bila hari panas, aku sedih memikirkan putrid bungsuku yang payungnya tak laku.”

Mendengar itu lelaki tadi berkata, “Sekarang coba pikirkan yang sebaliknya. Kalu hujan turun pikirkan putrid bungsumu. Pasti payungnya banyak terjual. Sebaliknya kalau cuasa cerah pikirkan putri sulungmu. Bukankah sepatu kainnya akan laku keras?” Wanita itu mendengarkan nasihat itu dengan sungguh-sungguh dan sejak itu ia tak pernah menangis lagi. Ia selalu bersyukur dan tertawa setiap saat.

Sebuah perubahan besar akan terjadi kalau kita mengubah cara kita melihat dunia. Membaca buku ini akan membuat anda sadar bahwa keindahan bukanlah terletak pada sesuatu itu sendiri tetapi pada jendela yang kita gunakan untuk melihat dunia.

Penulis: Arvan Pradiansyah
Penerbit: PT Elex Media Komputindo
Harga: Rp 44.800,-
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar